
Fahmi Menyan
Wednesday, May 4, 2016
TAFSIR AL-QURAN SUNDA

Sunday, May 1, 2016
Teladan Ulama Yang Wira'i

Suatu ketika KH. Humaidullah bin KH. Irfan, Pengasuh Ponpes APIK Kaliwungu periode 1968 - 1985, yang waktu itu masih kanak-kanak sedang bermain-main bersama anak-anak sebayanya, tiba-tiba KH. Humaid kecil bersama teman-temannya menemukan 'ceceran' krupuk mentah di kampung yang mungkin terjatuh ketika habis dijemur, maklumlah Kaliwungu banyak pengusaha krupuk lokal.
Saturday, April 30, 2016
Kitab Rihlah Jâwâ al-Jamîlah wa Qishshah Dukhûl al-Islâm ilâ Syarq Âsiyâ
Rihlah Jâwâ al-Jamîlah wa Qishshah Dukhûl al-Islâm ilâ Syarq Âsiyâ (Perjalanan [ke] Nusantara yang Elok, dan Cerita Masuknya Islam ke Timur Asia), ditulis pada tahun 1936 M oleh Shalih ibn ‘Ali al-Hâmid, buku ini memberikan kita informasi yang kaya, penting, dan langka akan gambaran Nusantara pada masa penjajahan Belanda ditinjau dari sudut pandang seorang pelancong asing.
Friday, April 29, 2016
Tombak Trisula Gus Dur

Monday, April 25, 2016
Lambang NU
Kiai Ridlwan menyebut indikator kedua tentang lambang NU. Setelah malam didirikan, para kiai meminta Kiai Ridlwan membuat lambang NU. Mengapa Kiai Ridlwan yang ditunjuk?
Cucu beliau, Gus Saiful Halim menceritakan bahwa setelah mondok di Syaikhona Kholil Bangkalan, Kiai Ridlwan pernah bekerja di rumah orang Belanda. Pemilik rumah tersebut adalah pelukis. Suatu ketika tanpa disengaja Kiai Ridlwan menumpahkan tinta di kanvas lukisannya. Kiai Ridlwan gugup dan sedih, namun beliau memberanikan diri memperbaiki lukisan tersebut sebisa beliau. Dan ternyata si tuan Belanda tersebut tidak marah karena hasil lukisan Kiai Ridlwan bagus. Maka sejak itulah bakat seni melukis Kiai Ridlwan terlihat.