Wednesday, May 4, 2016

TAFSIR AL-QURAN SUNDA

13076877_10209538433920713_8760047781505938286_nRaudlatul 'Irfan fi Ma'rifah al-Qur'an adalah salah satu karya Tafsir Nusantara yang lahir dari rahim pesantren dan ditulis oleh orang pesantren. Beliau adalah Kiai Haji Ahmad Sanusi Sukabumi.

Selain karya ini, beliau juga menulis tafsir Tafrij Qulub al-Mu'minin Tafsir Surah Yasiin. Kedua tafsir ini ditulis dengan aksara Pegon Sunda. Selain kedua karya ini beliau juga menulis tafsir Tamsyiah al-Muslimin dengan aksara Latin dan bahasa Indonesia. Karya yang terakhir ini ditulis dan terbitkan secara serial, mirip majalah. Edisi pertama terbit pada tahun 1934.

Dalam tafsir Tamsyiah al-Muslimin, beliau mengelaborasi ayat-ayat Alquran secara komprehensif, baik dari sisi makna kata hingga soal pemahaman hukum serta diskusi ulama fiqh.

Satu hal yang unik dalam Tamsyiah ini Beliau juga melakukan transliterasi ayat ayat Alquran ke dalam aksara Latin. Satu usaha yang langka terjadi di kalangan ulama pesantren pada masa itu. Gara gara usahanya ini beliau pernah dikafirkan oleh sebagian ulama di Jawa Barat. Dan kemudian digelarlah halaqah di pesantren beliau membahas kasus tersebut dengan mengundang para kiai, khususnya yang mengkafirkannya tersebut. Tapi sampai akhir acara, mereka yang melemparkan tuduhan itu tak mampu memberikan dalil yang kuat atas klaim kafir tersebut.

Selain berkiprah di dunia pesantren, beliau juga aktif di dunia politik. Misalnya, pernah aktif di Peta dan BPUPKI. Bersama Ayahanda Gus Dur, beliau berperan merumuskan negara kita ini. Beliau juga berteman dengan Kartosuwiryo, namun berpisah jalan, ketika merumuskan NKRI ini.

Pagi ini, saya membawakan kitab Raudlah al-Irfan untuk mahasiswaku di IAT IAIN Surakarta, untuk bahan diskusi mata kuliah Sejarah dan Dinamika Tafsir Alqur'an Indonesia.

Semoga jadi jalan kebaikan dan kemanfaatan kita. Jangan lupa bahagia.

Al-Faatihah

Sumber : Islah Gusmian

Sunday, May 1, 2016

Teladan Ulama Yang Wira'i

[caption id="attachment_2248" align="alignleft" width="169"]13092139_10205163615083874_7748386718958448998_n Romo KH. Muhammad Imron Humaidullah Irfan, putra dari KH. Humaidullah dan cucu KH. Irfan.[/caption]

Suatu ketika KH. Humaidullah bin KH. Irfan, Pengasuh Ponpes APIK Kaliwungu periode 1968 - 1985, yang waktu itu masih kanak-kanak sedang bermain-main bersama anak-anak sebayanya, tiba-tiba KH. Humaid kecil bersama teman-temannya menemukan 'ceceran' krupuk mentah di kampung yang mungkin terjatuh ketika habis dijemur, maklumlah Kaliwungu banyak pengusaha krupuk lokal.

Saturday, April 30, 2016

Kitab Rihlah Jâwâ al-Jamîlah wa Qishshah Dukhûl al-Islâm ilâ Syarq Âsiyâ

13095779_981704788577824_2702404982986914821_nRihlah Jâwâ al-Jamîlah wa Qishshah Dukhûl al-Islâm ilâ Syarq Âsiyâ (Perjalanan [ke] Nusantara yang Elok, dan Cerita Masuknya Islam ke Timur Asia), ditulis pada tahun 1936 M oleh Shalih ibn ‘Ali al-Hâmid, buku ini memberikan kita informasi yang kaya, penting, dan langka akan gambaran Nusantara pada masa penjajahan Belanda ditinjau dari sudut pandang seorang pelancong asing.

Friday, April 29, 2016

Tombak Trisula Gus Dur

gusdur_by_vadhaa1927-d6mm6pdKisah nyata ini adalah bukti kecerdasan Gus Dur dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, umat Islam Indonesia pada khususnya. Dari kisah ini kita dapat memahami sepak terjang almarhum Gus Dur dalam menolak pemimpin Non Muslim dengan ilmu hikmah tanpa harus menghujat, mencaci maki apalagi memprovokasi.

Monday, April 25, 2016

Lambang NU

Kiai Ridlwan menyebut indikator kedua tentang lambang NU. Setelah malam didirikan, para kiai meminta Kiai Ridlwan membuat lambang NU. Mengapa Kiai Ridlwan yang ditunjuk?


Cucu beliau, Gus Saiful Halim menceritakan bahwa setelah mondok di Syaikhona Kholil Bangkalan, Kiai Ridlwan pernah bekerja di rumah orang Belanda. Pemilik rumah tersebut adalah pelukis. Suatu ketika tanpa disengaja Kiai Ridlwan menumpahkan tinta di kanvas lukisannya. Kiai Ridlwan gugup dan sedih, namun beliau memberanikan diri memperbaiki lukisan tersebut sebisa beliau. Dan ternyata si tuan Belanda tersebut tidak marah karena hasil lukisan Kiai Ridlwan bagus. Maka sejak itulah bakat seni melukis Kiai Ridlwan terlihat.