Monday, May 4, 2015

Ketajaman Firasat Imam Syafi'i

Suatu saat, Imam Syafi’i duduk di masjid bersama para muridnya. Di antara mereka ada al-Muzani dan Rabi’. Di waktu yang sama, ada lelaki terlihat mengitari orang-orang yang sedang tidur di masjid. Melihat itu, Imam Syafi’i berkata, “Rabi', beritahu orang itu, budak hitamnya, yang salah satu matanya terluka telah hilang.”




Rabi’ bergegas berdiri dan menghampiri orang itu. “Budak hitammu, yang salah satu matanya terluka, hilang?” tanya Rabi’.


“Benar,” jawab orang itu.


“Kemarilah,” ajak Rabi’.


Lelaki itu diajak Rabi’ menemui Imam Syafi’i yang sedang berada di salah satu bagian masjid.


“Di manakah budakku?” tanya orang itu pada Syafi’i.


“Pergilah, ia berada di penjara,” jawab Imam Syafi’i.


Orang itu lalu pergi ke rumah tahanan. Ternyata ia benar-benar mendapati budaknya di sana. Al-Muzani merasa heran. “Guru, beri tahu kami. Anda telah membuat kami bingung,” tanya dia penuh keheranan.


Imam Syafi’i menjawab, “Baik. Aku melihat seorang lelaki masuk dari pintu masjid dan berjalan mengitari orang-orang yang sedang tidur. Aku katakan dalam hati, dia pasti sedang mencari seseorang yang kabur. Kemudian, aku lihat ia mendekati orang-orang berkulit hitam, bukan orang berkulit putih. Aku katakan dalam hati, ia kehilangan budak hitam. Lalu, aku melihat ia mendekati orang dari arah mata sebelah kiri, aku katakan, salah satu mata budaknya itu terluka.”


“Lalu bagaimana kamu tahu budaknya ada di penjara?” tanya murid Imam Syafi’i yang lain.


Sang guru menjawab, “Yang biasa dilakukan seorang budak itu, bila lapar, mereka mencuri, dan bila kenyang, mereka berzina. Karena itu aku memprediksi ia telah melakukan salah satunya. Dan ternyata memang benar.


Demikianlah ketajaman firasat yang dimiliki oleh Imam Syafi’i. Kisah ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi, dan dikutip oleh sejarawan al-Mubarakfuri dalam Tuhfah al-Ahwadzi.





WaLlahua'lam